Title: Shinku (Chapter 4)
Author: Yamada Izuna / Izuken (vanaughty.wordpress.com)
BRUKK!
"Kakek John!"
"Kakek! Bangun, kek", Irumi dan Keito sangat panik, Bibi Takaki berbalik badan dan semua orang mengerumuni Tuan Johnny. Beliau pingsan, "Ayah....ayah...bangun", Bibi Takaki berubah pucat. Tuan Johnny memiliki penyakit jantung, mungkin itu sebabnya beliau pingsan.
"Ayo! Ayo! Cepat bawa beliau ke rumah sakit!". Dengan prasaan khawatir Keluarga Yutimoto dan Nakaryuto membawa Tuan Johnny ke rumah sakit. Semua terus menunggu di rumah sakit sampai beliau bangun. Izuna kasihan dengan Bibi Takaki, dia tidak bisa membayangkan apabila ini pernikahannya dengan Keito, dia pasti menangis. Tuan Johnny dikabarkan koma, katanya kondisi jantungnya semakin kritis. Izuna kecewa dan sedih melihat semua ini. Mereka semua masih menggunakan baju resepsi pernikahan. Yang seharusnya mereka rayakan pernikahan dengan perasaan bahagia, tapi mereka harus mengakhiri semuanya di rumah sakit dengan kesedihan. Izuna juga tidak tega melihat Keito bersedih, "Keito, jangan sedih ya"
"Aku kasihan pada Kakek John, dia masih menyempatkan melepas pernikahan anaknya"
"Itu karena beliau sayang pada Bibi Takaki, kamu yang sabar ya, pasti Kakek John sembuh", hibur Izu.
"Terima kasih Izu karena sudah menyemangatiku"
Keesokan harinya, seiring berjalannya waktu, Keluarga Yurimoto dan Nakaryuto sudah jarang bertemu, mungkin semenjak komanya Tuan John.
"Nee-chan, kalau begini kita akan jarang bertemu mereka ya"
"Ya benar sekali, kenapa kamu tidak sms dia? Atau berikan dia sesuatu, Irumi kan sedang sedih"
"Ah, kau benar juga nee-chan, baiklah terima kasih ya", Ryutaro mendapatkan ide cemerlang, dia akan menciptakan sebuah lagu untuk dinyanyikan di depan Irumi ketika mereka akan bertemu lagi. Dia harus mencari kata-kata yang pas agar enak didengar.
Di rumah sakit...
"Bagaimana keadaannya, dok?", tanya Nyonya Chinen dengan raut wajah khawatir.
"Maaf bu, kami telah berusaha menolong beliau, tapi sepertinya beliau sudah tidak bisa diselamatkan lagi", keluarga Yurimoto yang mendengar itu seakan tidak mempercayainya. Di dalam ruangan itu sang dokter masuk lagi, "Yang sabar ya bu. Oh ya pak, bu, bisa bicara sebentar?", dokter itu meninggalkan Keito dan Irumi bersama almarhum kakeknya, sedangkan sang dokter akan berbicara sesuatu.
"Ada apa dok?"
"Begini, tadi sebelum ayah anda meninggal, beliau berpesan, anda dan keluarga anda juga Nona Takaki bersama suaminya akan diwarisi perusahaannya yang ada di Inggris. Beliau juga menyarankan agar anda semua tinggal di Inggris untuk menjaga warisan itu, setelah mengubur Tuan Johnny di sini"
"Oh, seperti itu... Bagaimana ya kuliahnya Irumi dan Keito?", tanya Nyonya Chinen
"Kita kan bisa suruh mereka mejaga perusahaan, ayah sih setuju setuju aja", jawab Tuan Daiki
"Baiklah, besok setelah menguburkan kakek, kaa-chan akan bilang pada mereka tentang ini".
titt tutt titt tutt...
"Eh Keito sms!", Izunya segera membuka smsnya.
"Hah? Ya ampun.... Kaa-san! Kaa-sannnnnn!"
"Ada apa Izuna?", Nyonya Yama menjawab dengan raut wajah yang terlihat bingung.
"Keito barusan mengirim sms singkat, dia bilang kakek John meninggal"
"Ya tuhan, ya sudah kita segera ke rumah sakit ya".
Sampainya di rumah sakit, Izuna kaget melihat Keito dan Irumi menangis di tempat yang berbeda, akhirnya Izu menghampiri Keito dan Ryutaro menghampiri Irumi, sedangkan Nyonya Yamada dan Tuan Yuto menghampiri Tuan Johnny di kamar mayat.
"Keito, Keito!!"
"Izunaaaa hwaaaaaaaaaaa", Keito berbalik badan dan dia langsung memeluk Izuna secara tiba-tiba.
"Sudahlah, jangan menangis"
Keesokan harinya mereka semua tiba di pemakaman, Ryutaro sudah menyusun sebuah rencana, dia akan menyanyikan sebuah lagu ciptaannya untuk Irumi agar dia tidak sedih lagi. Usai pemakaman, Nyonya Chinen menghampiri kedua anaknya, Keito dan Irumi, dia akan membicarakan sesuatu.
Nyonya Chinen menjelaskan semuanya, kalau mereka akan pindah ke Inggris demi menjadi warisan sang kakek.
Lalu bagaimana dengan hubunganku dengan Ryutaro?, Irumi bergumam di dalam hati.
"Tidak, terlalu sulit untuk mengatakan ini pada Izuna, aku terlalu mencintainya", Keito juga mencemaskan hal itu. Tapi mereka harus melalukan hal ini, Keito mengajak Irumi untuk mengatakan hal ini pada Ryutaro dan Izuna. Mungkin ini berat, tapi kalau mereka tidak mengatakannya akan menjadi semakin menyakitkan.
Akhirnya Keito dan dan Irumi menghampiri Izuna dan Ryutaro di bawah pohon kamboja.
"Ryuu, bisa bicara sebentar?"
"Tentu saja, ada apa Irumi?"
"Begini, sebenarnya sulit mengatakan ini tapi....ryu, aku............ aku dan keluargaku akan pindah ke Inggris"
"Apa!!? ta-tapi kapan kita bisa bertemu lagi?"
"Entahlah Ryuu, aku juga takut hal itu akan terjadi", tiba-tiba Irumi meneteskan air mata.
Ryutaro tak bergeming, dia tidak percaya apa yang dikatakan Irumi. Dia rasa, dia ingin mencegah Irumi untuk pergi, ada rasa sakit yang menusuk hatinya. Mungkin, dia sudah sudah mulai merasakan benih-benih cinta terhadap gadis yang awalnya dia benci. Setelah beberapa menit hening melanda mereka berdua, Ryutaro bergeser dan semakin dekat dengan Irumi, dia memeluk Irumi, dia peluk gadis yang dicintainya dengan erat.
Irumi kaget akan reaksi Ryutaro, dia tidak menyangka Ryutaro akan memeluknya.
"Irumi, jangan menangis lagi ya. Kita kan masih bisa ngobrol lewat telpon", hibur Ryutaro.
"Ta-tapi, aku selalu ingin bertemu denganmu secara langsung"
"Kalau begitu nanti selesai kuliah aku akan berusaha bersama Izu-nee untuk mengunjungimu di Inggris, aku janji!", ujar Ryutaro sembari tersenyum.
"Hontou? Janji ya!"
Sedangkan keadaan Keito dan Izuna,
"Keito, kumohon jangan pergi"
"Aku juga tak ingin pergi Izu, aku tak ingin berpisah denganmu"
"Hwaaaaaaaa Keitoooo.....", spontan Izuna memeluk Keito dan menangis.
(To be continue...)
note:
kaa-chan : ibu
nee-chan : kakak perempuan
Hontou : benar
0 komentar:
Posting Komentar